Skip links

Membuka Kunci Motivasi untuk Mengatasi Trauma Masa Kecil

Daftar Isi

Memahami Trauma Masa Kecil

Ketika kita berbicara tentang trauma masa kecil, kita merujuk pada pengalaman menyakitkan yang dialami beberapa orang selama masa kecil mereka. Bayangkan penyiksaan fisik atau emosional, atau bahkan penelantaran—semuanya memiliki dampak besar pada kesehatan mental dan emosional seseorang di kemudian hari. Baik itu menyaksikan kekerasan atau kehilangan orang tercinta terlalu dini, dampaknya bisa berupa kecemasan, depresi, keraguan diri, dan kesulitan membentuk hubungan. Siapa yang tidak pernah mendengar orang berurusan dengan hantu semacam itu?

Dampak Jangka Panjang dari Trauma Masa Kecil

Jadi, dengar ini: penelitian telah menunjukkan bahwa trauma masa kecil bisa terus membayangi hingga dewasa. Menurut artikel di American Journal of Psychiatry, orang yang mengalami trauma semacam itu cenderung menghadapi tantangan kesehatan mental, seperti depresi, lebih daripada mereka yang tidak mengalami hal tersebut. Lalu ada CDC yang memberi peringatan bahwa mereka dengan pengalaman masa kecil yang buruk (disingkat ACEs) melihat kemungkinan lebih tinggi mengalami masalah kesehatan kronis, penyalahgunaan zat, dan usia harapan hidup yang lebih pendek. Seram, ya.

Dampak pada Motivasi

Motivasi adalah sesuatu yang aneh, bukan? Semuanya tentang mendorong diri kita menuju tujuan dan perbaikan. Tetapi, jika seseorang telah melalui trauma masa kecil, motivasi seringkali menjadi pendakian yang berat. Trauma mungkin meyakini seseorang bahwa mereka tidak berdaya, bahwa mereka tidak dapat mencapai impian tersebut. Itu mengurangi dorongan untuk membuat perubahan atau bahkan mengejar sesuatu yang tinggi.

Ilmu Motivasi

Sebelum kita membedah cara memanfaatkan motivasi untuk menangani trauma masa kecil, mari kita pahami dulu ilmu di baliknya. Motivasi dapat dibagi menjadi dua: intrinsik dan ekstrinsik.

Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah saat kita melakukan sesuatu karena, yah, rasanya menyenangkan—kesenangan batin, tanpa alasan lain. Studi Ryan dan Deci yang banyak dikutip tahun 2000 menyoroti tiga kebutuhan inti: otonomi, kompetensi, dan keterkaitan. Memenuhi kebutuhan ini, maka Anda akan mendapatkan dorongan motivasi dan kesehatan mental yang lebih baik. Mudah, kan?

Motivasi Ekstrinsik

Di sisi lain, motivasi ekstrinsik adalah tentang hadiah—atau menghindari akibat negatif. Pasti, ini bekerja dalam rentang waktu pendek tapi jika terlalu diandalkan, kelelahan dan ketidakpuasan datang mengetuk. Menemukan titik manis antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik sangat penting bagi mereka yang mengatasi trauma masa kecil.

Strategi untuk Membuka Motivasi

Sejauh ini, kita sudah menjelaskan hubungan trauma masa kecil dan motivasi serta menyentuh tentang cara kerja motivasi. Tapi tunggu: mari kita masuk ke taktik dunia nyata untuk meningkatkan motivasi dan memulai perjalanan penyembuhan.

1. Menyadari dan Menerima Masa Lalu

Yang pertama: hadapi masa lalu dengan berani, tanpa lari. Mengenali peran trauma dalam membentuk hidup dan emosi adalah kunci—tanpa penilaian. Penerimaan tidak berdampak pada menyetujui kejadian masa lalu; ini adalah tentang mengerti bahwa peristiwa ini adalah bagian dari cerita Anda. Mindfulness dan belas kasih diri bisa menjadi sekutu kuat di sini—membiarkan Anda tetap teguh bahkan saat merasakan semuanya.

2. Menetapkan Tujuan yang Realistis

Tujuan—harus tetap realistis, terutama dalam perjalanan pemulihan. Hibak trauma baru-baru ini terkadang berjuang dengan menetapkan tujuan; halo, keraguan diri! Mulailah dengan langkah kecil lalu tingkatkan. Pernah dengar tentang tujuan SMART? Mereka seputar kekhususan dan waktu, menawarkan kerangka kerja untuk jalur yang lebih jelas ke depan.

3. Membangun Jaringan Dukungan

Koneksi adalah emas. Teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental bisa menawarkan dukungan dan, hei, sedikit akuntabilitas juga. Ada sebuah studi di Journal of Consulting and Clinical Psychology yang memuji dukungan sosial sebagai motivator kuat dan peningkat kesejahteraan mental. Masuklah ke dukungan kelompok atau terapi; mereka menciptakan ruang aman untuk berbagi dan mendapatkan kebijaksanaan dari yang telah melalui jalur yang sama. Sudah pernah, bukan?

4. Latihan Perawatan Diri dan Mindfulness

Jangan remehkan perawatan diri selama proses penyembuhan. Dengan memprioritaskan kesehatan fisik, emosional, dan mental, motivasi dan ketahanan pun meningkat. Memasukkan sedikit mindfulness seperti meditasi atau yoga dapat membantu orang tetap dalam saat ini, mengatasi kecemasan, dan membuang suasana negatif. Menurut Journal of Traumatic Stress, mindfulness dapat mengurangi gejala PTSD dan meningkatkan kesehatan psikologis secara keseluruhan. Terbukti, ya?

5. Menantang Keyakinan Negatif

Trauma sering menanamkan keyakinan negatif tentang diri sendiri dan dunia yang lebih luas—bicara tentang rintangan pada motivasi. Terapi kognitif-perilaku (CBT) bersinar ketika harus mengidentifikasi dan menantang keyakinan ini, menggantikannya dengan pikiran yang realistis dan mendukung. Sebuah meta-analisis di JAMA Psychiatry bahkan menyebutkan CBT sangat efektif untuk gangguan terkait trauma.

6. Menghargai Pertumbuhan Pribadi

Menghargai perjalanan penyembuhan berarti mengetahui bahwa ini bukan pelarian, melainkan maraton yang meliuk-liuk. Setiap kemenangan kecil sepanjang jalan patut dirayakan. Jurnal bisa menjadi mitra yang kuat, memungkinkan Anda melacak kemajuan dan merenungkan. Siapa yang tidak merasa baik ketika mencoret sesuatu dari daftar, kan?

Peran Bantuan Profesional

Tentu, pendekatan swadaya hebat untuk membuka motivasi dan mengatasi trauma masa kecil. Tetapi senjata besar—terapi profesional—dapat memberikan kedalaman yang sangat dibutuhkan. Teknik seperti Desensitisasi dan Pemrosesan Ulang Gerakan Mata (EMDR) atau terapi kognitif-perilaku berfokus pada trauma (TF-CBT) memberi orang senjata yang diperlukan untuk mengatasi trauma dan membangkitkan motivasi.

Desensitisasi dan Pemrosesan Ulang Gerakan Mata (EMDR)

EMDR bisa membantu mengangkat dan memproses kenangan trauma yang mengganggu menggunakan teknik seperti gerakan mata atau ketukan. Journal of Anxiety Disorders mengonfirmasi bahwa EMDR bisa menghancurkan gejala trauma dan meningkatkan motivasi untuk perubahan. Siapa sangka gerakan mata punya begitu banyak kekuatan?

Terapi Kognitif Perilaku Berfokus pada Trauma (TF-CBT)

TF-CBT memadukan taktik kognitif-perilaku dengan intervensi khusus trauma. Untuk membongkar jaringan pikiran maladaptif dan meningkatkan ketahanan—TF-CBT adalah caranya. Wawasan dari Child Abuse & Neglect menyoroti kehebatan TF-CBT dalam mengurangi gejala trauma dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan pada anak-anak.

Membangun Ketahanan untuk Motivasi Jangka Panjang

Menempa ketahanan semua tentang.

Siap mengubah hidup Anda? Instal sekarang ↴


Bergabunglah dengan 1.5 juta+ orang yang menggunakan alat berbasis AI dari Hapday untuk kesehatan mental, kebiasaan, dan kebahagiaan yang lebih baik. 90% pengguna melaporkan perubahan positif dalam 2 minggu.

Leave a comment

Pindai kode QR untuk mengunduh aplikasi