Skip links

ASD: Memahami Kepekaan Sensorik

Daftar Isi

Apa Itu Sensitivitas Sensorik?

Sensitivitas sensorik, secara sederhana, adalah reaksi tak biasa terhadap input sensorik—hal yang sangat akrab bagi banyak orang dalam spektrum autisme. Respon ini dapat berupa hipersensitivitas (di mana segalanya terasa…terlalu banyak) atau hiposensitivitas (di mana orang mungkin kurang terangsang oleh stimuli seperti suara atau bau). Menjadi terlalu sensitif bisa terasa seperti longsoran sensasi, sering menyebabkan kelebihan sensorik. Dan mari kita jujur, perilaku-perilaku ini bisa tampak sedikit membingungkan bagi mereka yang tidak akrab dengan ASD.

Hipersensitivitas

Jadi, hipersensitivitas—bayangkan dunia di mana bahkan sentuhan lembut pun bisa mengirimkan gelombang kejut, atau obrolan latar belakang terdengar seperti konser rock, tak tertahankan dan luar biasa. Menurut penelitian di Journal of Autism and Developmental Disorders, sebanyak 70% orang dengan ASD menghadapi beberapa tingkat hiper-reaktivitas sensorik (Ben-Sasson et al., 2009). Banyak, bukan?

Hiposensitivitas

Sebaliknya, ada hiposensitivitas. Gambarkan ini: tidak bereaksi pada suara keras atau terus mencari aktivitas sensorik yang intens, seperti berputar atau menyelam ke dalam berbagai tekstur. Kenapa? Terkadang hanya sekadar menstimulasi sistem sensorik yang kurang responsif, setidaknya itu yang dikatakan Tomchek & Dunn pada tahun 2007.

Dampak Sensitivitas Sensorik

Keanehan sensorik ini bisa berdampak pada setiap aspek kehidupan—mengubah perilaku, membingungkan komunikasi, dan membuat interaksi sosial menjadi tantangan berat. Anak-anak dengan ASD, khususnya, merasa lingkungan sekolah sangat sulit dihadapi, berkat lampu yang menyilaukan dan kebisingan yang mengganggu fokus dan kemampuan belajar mereka. Orang dewasa? Mereka mungkin juga menganggap tempat kerja tertentu melelahkan, yang berdampak pada kesehatan mental mereka lebih dari yang diperkirakan orang.

Tantangan Pendidikan

Dalam pengaturan pendidikan, berikut ini – sensitivitas sensorik dapat menyebabkan mereka gelisah, enggan untuk bergabung dalam kegiatan kelompok, atau hanya mengabaikan. Ashburner et al., pada tahun 2008, menyoroti bagaimana anak-anak dengan ASD sering memerlukan sekolah mereka untuk menyesuaikan diri dengan keanehan sensorik mereka—sudut tenang dan headphone peredam kebisingan, ada yang tertarik?

Interaksi Sosial

Secara sosial, ini seperti ranah yang penuh jebakan. Siapa yang tidak sedikit kewalahan oleh cahaya terang atau parfum yang menyengat? Namun, bagi mereka dengan ASD, hal-hal tersebut dapat meningkat menjadi penarikan diri atau kecemasan serius. Memahami keanehan ini memungkinkan teman dan pengasuh menciptakan tempat perlindungan inklusivitas, tidak diragukan lagi.

Strategi Mengelola Sensitivitas Sensorik

Mengelola sensitivitas ini? Intinya adalah menghindari kelebihan sensorik sambil menghadapi kekurangan responsivitas itu secara langsung. Berikut adalah beberapa tips yang mungkin berhasil:

Modifikasi Lingkungan

Langkah pertama: sesuaikan lingkungan. Pikirkan pencahayaan lembut, hilangkan kebisingan latar belakang, dan jadwalkan istirahat sensorik secara teratur. Ada bahkan alat yang disebut Sensory Processing Measure (SPM) dirancang untuk mengidentifikasi kebutuhan sensorik yang tepat itu (lihat karya Parham & Ecker dari tahun 2007).

Diet Sensorik

Kemudian ada konsep “diet sensorik”—pada dasarnya adalah menu aktivitas tertentu yang dijamin memberikan input sensorik yang diperlukan untuk mempertahankan fokus sepanjang hari. Pertimbangkan gerakan tekanan dalam atau permainan taktil; semuanya disesuaikan dengan kebutuhan individu.

Terapi Okupasi

Dan jangan lupakan terapis okupasi. Mereka sangat penting dalam memberikan dukungan, dengan pendekatan yang terbukti membantu individu menghadapi dan mengasah keterampilan sensorik mereka. Schaaf et al., pada tahun 2014, menunjukkan bagaimana intervensi OT dapat meningkatkan secara signifikan fungsionalitas sehari-hari dan mengurangi stres sensorik. Luar biasa, bukan?

Peran Pengasuh dan Pendidik

Pengasuh dan pendidik? Mereka adalah pahlawan sebenarnya dalam kisah ini. Pemahaman yang baik tentang sensitivitas sensorik menempatkan mereka dalam posisi kuat untuk memperjuangkan dan menciptakan lingkungan yang menghormati sensorik.

Mendidik Orang Lain

Menyebarkan informasi tentang keanehan sensorik memastikan pemahaman dan penerimaan yang lebih luas. Program kesadaran, bahkan selama “Autism Awareness Month,” bisa menjadi pembuka mata.

Membangun Jaringan Dukungan

Namun benar-benar, membangun sistem dukungan yang erat—keluarga, pendidik, terapis, teman sebaya—adalah esensial. Bertukar sumber daya dan wawasan membantu menginspirasi komunitas yang benar-benar mendukung individu dengan ASD secara keseluruhan.

Kesimpulan

Menyimpulkan, memahami sensitivitas sensorik dalam ASD bukan hanya penting—ini adalah transformasi bagi mereka yang terpengaruh. Dengan mengenali dan menyesuaikan diri dengan nuansa sensorik ini, kita membuka jalan untuk pembelajaran yang lebih baik, interaksi sosial yang lebih baik, dan peningkatan kesejahteraan yang pantas. Ingat, sensitivitas sensorik bukanlah tantangan yang harus ditaklukkan tetapi pengalaman unik dalam kaleidoskop ASD.

Penasaran untuk meningkatkan dukungan Anda bagi individu dengan ASD? Jelajahi sumber daya berguna di Hapday dan temukan alat dan strategi yang berpengaruh.

Referensi

  1. Ben-Sasson, A., dkk. (2009). Analisis meta gejala modulasi sensorik pada individu dengan gangguan spektrum autisme. Journal of Autism and Developmental Disorders. Tautan
  2. Tomchek, S. D., & Dunn, W. (2007). Pemrosesan sensorik pada anak-anak dengan dan tanpa autisme: Studi perbandingan menggunakan profil sensorik pendek. American Journal of Occupational Therapy. Tautan
  3. Ashburner, J., dkk. (2008). Laporan singkat: Penggunaan lingkungan sensorik kelas oleh anak-anak dengan sindrom Asperger. Journal of Autism and Developmental Disorders. Tautan
  4. Parham, L. D., & Ecker, C. (2007). Manual Sensory Processing Measure (SPM). Western Psychological Services. Tautan
  5. Schaaf, R. C., dkk. (2014). Rutin sehari-hari keluarga anak-anak dengan autisme: Memeriksa dampak kesulitan pemrosesan sensorik pada keluarga. Autism: The International Journal of Research and Practice. Tautan

Siap mengubah hidup Anda? Instal sekarang ↴


Bergabunglah dengan 1.5 juta+ orang yang menggunakan alat berbasis AI dari Hapday untuk kesehatan mental, kebiasaan, dan kebahagiaan yang lebih baik. 90% pengguna melaporkan perubahan positif dalam 2 minggu.

Leave a comment