Daftar Isi
- Memahami Motivasi
- Peran Motivasi dalam Kesejahteraan Mental
- Ilmu Motivasi dan Kesejahteraan Mental
- Dampak Motivasi yang Buruk pada Kesejahteraan Mental
- Strategi untuk Meningkatkan Motivasi dan Kesejahteraan Mental
- Menyusun Tujuan SMART
- Membudidayakan Motivasi Intrinsik
- Melatih Kesadaran Penuh
- Membangun Lingkungan yang Mendukung
- Memanfaatkan Penguatan Positif
- Kesimpulan
Memahami Motivasi
Motivasi pada dasarnya adalah mesin yang mendorong kita untuk mengejar tujuan kita. Motivasi adalah yang mendorong Anda untuk mengambil segelas air saat haus atau menyelam ke dalam buku murni untuk pengetahuan. Motivasi dapat berasal dari berbagai sumber, dan umumnya dibagi menjadi dua jenis: intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik berasal dari dalam—ini tentang menemukan kegembiraan atau kepuasan dalam aktivitas itu sendiri. Anggaplah seperti tenggelam dalam buku yang bagus atau melukis hanya karena membawa kebahagiaan. Orang yang termotivasi secara intrinsik cenderung merasa lebih puas dan sehat secara mental. Misalnya, sebuah studi penting dalam “Journal of Personality and Social Psychology” menemukan bahwa terlibat dalam aktivitas karena memang memuaskan dapat menyebabkan emosi positif lebih banyak dan kesehatan psikologis yang lebih baik (Ryan & Deci, 2000).
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik, sebaliknya, berasal dari luar diri Anda. Ini tentang melakukan sesuatu untuk mendapatkan imbalan seperti uang, pujian, atau nilai. Sementara motivator eksternal ini dapat efektif dalam jangka pendek, mereka sering kurang bertahan. Faktanya, sebuah studi yang diterbitkan dalam “Review of Educational Research” menunjukkan bahwa terlalu banyak fokus pada imbalan ekstrinsik sebenarnya dapat melemahkan motivasi intrinsik kita, terutama ketika imbalan tersebut terasa mengendalikan (Deci, Koestner, & Ryan, 1999).
Peran Motivasi dalam Kesejahteraan Mental
Meningkatkan Ketahanan Psikologis
Motivasi dapat menjadi sekutu yang kuat dalam membangun ketahanan psikologis—kemampuan untuk bangkit kembali dari tantangan hidup. Ketika Anda termotivasi, Anda lebih mungkin menghadapi tantangan secara langsung dan mengatasi hambatan dengan bijak. Penelitian dalam “Journal of Applied Psychology” menunjukkan bahwa individu yang termotivasi sering memiliki tujuan hidup yang lebih jelas, menjadikannya lebih tahan stres (Porath et al., 2012).
Mendukung Pencapaian Tujuan
Mencapai tujuan merupakan bagian integral dari kesejahteraan mental karena memberi kita rasa tujuan dan pencapaian. Motivasi adalah bahan bakar yang membuat kita terus bergerak menuju tujuan kita. Menurut Teori Perilaku Terencana oleh Icek Ajzen, motivasi tidak hanya mempengaruhi niat kita tetapi juga memainkan peran penting dalam mencapai tujuan kita. Sebuah studi dalam “Journal of Personality and Social Psychology” menemukan bahwa individu yang termotivasi lebih mungkin mencapai tujuan mereka dan melaporkan kepuasan hidup yang lebih besar (Sheldon & Elliot, 1998).
Meningkatkan Kesehatan Emosional
Ada hubungan kuat antara motivasi dan kesehatan emosional. Emosi positif seperti kegembiraan dan kepuasan sering dikaitkan dengan tingkat motivasi intrinsik yang tinggi. Sebaliknya, kurangnya motivasi—atau amotivasi—dapat menyebabkan perasaan apati dan kesedihan, sebagai tanda peringatan dari kesehatan mental yang buruk. Sebuah studi dalam jurnal “Motivation and Emotion” menunjukkan bahwa motivasi intrinsik terkait dengan tingkat depresi dan kecemasan yang lebih rendah (Deci & Ryan, 2000).
Ilmu Motivasi dan Kesejahteraan Mental
Perspektif Neurobiologis
Koneksi antara motivasi dan kesejahteraan mental sangat tertanam dalam neurobiologi kita. Sistem hadiah otak, yang didorong oleh neurotransmitter dopamin, memainkan peran penting dalam menjaga kita tetap termotivasi. Motivasi tinggi berhubungan dengan peningkatan kadar dopamin, yang dapat meningkatkan suasana hati dan kesehatan mental secara keseluruhan. Studi pencitraan fungsional MRI mengungkapkan bahwa perilaku termotivasi menyinari korteks prefrontal dan striatum—area yang terkait dengan perencanaan, pengambilan keputusan, dan pemrosesan imbalan (Schultz, 2007).
Teori Psikologis
Teori Determinasi Diri (SDT)
Menurut Teori Determinasi Diri yang dikembangkan oleh Deci dan Ryan, motivasi berkembang ketika tiga kebutuhan dasar terpenuhi: otonomi, kompetensi, dan keterhubungan. Memenuhi kebutuhan ini meningkatkan motivasi intrinsik, yang mengarah ke kesejahteraan mental yang lebih baik (Ryan & Deci, 2000).
Hierarki Kebutuhan Maslow
Hierarki Kebutuhan Maslow menyarankan bahwa kita pertama kali termotivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar sebelum bergerak ke kebutuhan tingkat lebih tinggi. Memenuhi kebutuhan ini memungkinkan kita mencapai aktualisasi diri, yang terkait dengan kesehatan mental optimal (Maslow, 1943).
Dampak Motivasi yang Buruk pada Kesejahteraan Mental
Amotivasi dan Depresi
Ketiadaan motivasi sering kali menyertai depresi, menyebabkan keterasingan dan perasaan putus asa. Sebuah studi dalam “Journal of Affective Disorders” menekankan bahwa motivasi rendah dapat meningkatkan risiko gejala depresi, menyoroti perlunya mengatasi kekurangan motivasi sebagai bagian dari pengobatan depresi (Nuttin, 1984).
Kecemasan dan Stres
Motivasi rendah dapat meningkatkan perasaan kecemasan dan stres, membuat tugas sehari-hari terasa memberatkan. Sebuah analisis dalam jurnal “Anxiety, Stress, and Coping” mengungkapkan bahwa individu dengan motivasi intrinsik rendah mengalami tingkat kecemasan dan stres yang lebih tinggi (Hagger & Chatzisarantis, 2009).
Strategi untuk Meningkatkan Motivasi dan Kesejahteraan Mental
Menyusun Tujuan SMART
Membuat tujuan yang Spesifik, Terukur, Dapat Dicapai, Relevan, dan Terikat Waktu (SMART) dapat memberikan kejelasan dan arahan, meningkatkan motivasi dan fokus. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang menetapkan tujuan SMART lebih mungkin mencapainya dan merasa lebih puas (Locke & Latham, 2002).
Membudidayakan Motivasi Intrinsik
Terlibat dalam aktivitas yang selaras dengan minat dan nilai Anda dapat meningkatkan motivasi intrinsik. Mendorong eksplorasi dan rasa ingin tahu membantu memupuk dorongan internal ini, yang dapat meningkatkan kesejahteraan mental secara keseluruhan (Gottfried, 1990).
Melatih Kesadaran Penuh
Praktik kesadaran penuh seperti meditasi dan yoga dapat meningkatkan motivasi dan kesehatan emosional. Sebuah studi dalam “Psychosomatic Medicine” menemukan bahwa intervensi kesadaran penuh secara signifikan meningkatkan motivasi dan mengurangi kecemasan serta depresi (Creswell, 2016).
Membangun Lingkungan yang Mendukung
Koneksi sosial dan dukungan komunitas dapat sangat meningkatkan motivasi dan kesejahteraan. Jaringan dukungan yang kuat memberikan dorongan yang diperlukan untuk tetap termotivasi selama masa-masa sulit (Cohen & Wills, 1985).
Memanfaatkan Penguatan Positif
Menggunakan penguatan positif, seperti memberi hadiah bagi diri sendiri atas pencapaian kecil, dapat membantu menjaga motivasi. Strategi ini didukung oleh teori pengkondisian operan, yang menunjukkan bahwa konsekuensi positif dapat membuat perilaku tertentu lebih mungkin diulang (Baker & Mazzeo, 2013).